-- -

Ketua MPR: Pemuda Zaman Now Harus Menguasai Ilmu

Senin, 30 Oktober 2017 | 19:12 WIB

Banyak pihak meyakini bahwa ilmu pengetahuan merupakan salah satu kunci utama dalam membangun bangsa dan negara. Ketua MPR RI Zulkifli Hasan merupakan satu dari sekian banyak orang yang percaya akan hal itu. 

Buktinya, ia berpesan kepada ratusan mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) agar tidak pernah berhenti untuk menimba ilmu. Menurutnya, ilmu merupakan senjata ampuh untuk menaklukan tantangan masa depan. Bahkan, ia juga berpendapat bahwa ilmu pengetahuan bisa membantu memprediksi kejadian yang akan datang. 

Hal tersebut disampaikan Zulkifli saat melakukan sosialisasi empat pilar MPR RI di Aula Sarwakirti, Unikama, pada Sabtu (28/10/2017) lalu. 

“Zaman perang dahulu, senjata yang digunakan adalah bambu runcing. Sekarang bambu runcing yang kita gunakan adalah ilmu,” ujar Zulkifli dalam kata sambutannya. 

Apabila sebagian besar masyarakat menguasai ilmu pengetahuan, maka diharapkan Indonesia bisa menjadi negara berdaulat. Zulkifli merasa, saat ini Indonesia bukan negara yang sepenuhnya berdaulat. Sebab, negara kita masih bergantung terhadap negara-negara lain dalam banyak hal. 

“Zaman dulu sapi dilepas di hutan. Setelah satu tahun, beratnya 200 kilogram. Di Australia, dalam waktu satu tahun, sapi tersebut beratnya mencapai satu ton karena mereka menggunakan ilmu. Itulah hebatnya ilmu. Jika pemuda Indonesia menguasai ilmu, maka kita akan menjadi negara berdaulat 10 tahun lagi,” ujar Zulkifli dengan nada optimis. 

Namun, berpegang pada ilmu pengetahuan saja memang tidak cukup. Oleh karena itu, Zulkifli mengingatkan para peserta untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari, baik itu hal kecil maupun besar. 

Selain itu, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, pria yang akrab disapa Zul itu juga mengingatkan semua mahasiswa yang hadir akan salah satu tugas mereka sebagai generasi penerus bangsa, yaitu memperkokoh persatuan. 

Belakangan ini, Indonesia kerap dilanda konflik yang timbul akibat perbedaan. Padahal, jika diterapkan secara baik dan benar, Pancasila bisa menjadi jawaban atas semua permasalahan tersebut. 

“Pasca pilkada saya masih melihat banyak yang bilang pro Perppu Ormas Pancasilais, kalau kontra dengan keputusan tersebut tidak Pancasilais, Pancasila merupakan ideology bangsa, pandangan negara, dan Pancasila akan menumbuhkan perilaku yang mempersatukan, bukan yang saling melapor.” Ujar Zulkifli.

 

Ia menganggap keputusan pemerintah Indonesia untuk mengutuk aksi Rohingya dan penjajahan Israel atas Palestina adalah langkah yang tepat. “Sikap kita terhadap sila kedua Pancasila adalah dengan mengutuk dan mengecam aksi-aksi yang menindas kemanusiaan, karena manusia punya hak untuk hidup layak. Bersikap manusiawi adalah tuntutan Pancasila dan Konstitusi” ujar Zulkifli.

 

Zulkifli juga menegaskan bahwa Indonesia adalah negara bertuhan dan tidak menerima ajaran yang tidak mengakui adanya Tuhan. “Indonesia sampai kapanpun akan menolak komunis!” tegas Zulkifli


FOKUS MPR
+
Dihadapan delegasi Pondok Pesantren Modern Baitussalam Prambanan, Jawa Tengah, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, para santri memiliki jasa yang sangat besar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Masyarakat Desa Sumoroto, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang biasanya menonton pertunjukan reog, kali ini pada 28 Oktober 2018, mendapat suguhan pagelaran wayang kulit
Sembilan anggota baru MPR dilantik Ketua MPR
Sistem demokrasi liberal yang berlaku di Indonesia, membuat kesempatan para calon yang memiliki modal finansial lebih besar.
Anggota MPR dari Fraksi PKB, Mohammad Toha,  mengatakan, sebelum UUD Tahun 1945 diamandemen,
Selengkapnya di www.mpr.go.id